Rabu, 03 Mei 2017

Keunggulan Typhidot Vs Tubex


Berikut kami sampaikan beberapa Keunggulan & Keistimewaan Typhidot Rapid IgM vs TUBEX TF
TYPHIDOT Rapid IgM dan TUBEX TF sudah tercantum diberbagai artikel ilmiah tentang efektifitas tes dalam Diagnosa Demam Typhoid, salah satunya adalah artikel WHO 2007. Background document: The diagnosis, treatment and prevention of typhoid fever.


CRITICAL ISSUE
TYPHIDOT Rapid IgM
TUBEX TF
KETERANGAN
Antigen
Specific 50 kDa Outer Membrance Protein (OMP) Ag (patented) (2-6)
LPS 09 Ag (common Ag)
Dengan Ag LPS 09 beresiko cross reaktif (fals pos) pada kasus imunisasi (1)
Metode reaksi
Rapid
Menggunakan teknologi reksi Rafia >>> reaksi ikatan Ag-Ab lebih selektif dan meminimalisir ikatan kompetitif dengan analit pengganggu.
Immunomagnetic Binding Immunoassay (IMBI)
Teknologi ini  lebih terkontrol dari teknologi ICT sebelumnya, dipstick, filtrasi& lateral flow sehingga memungkinkan untuk penggunaan vol spesimen kecil dan aktifitas titasi end point yang tinggi, sehingga sensitifitasnya lebih tinggi.
 Sedangkan metode IMBI menggunakan reagen cair yang sangat rawan kontaminasi, kestabilan PH maupun kelembaban.
Kepraktisan prosedur (Langkah pengerjaan dan pipetasi)
Hanya 2 langkah pipetasi yaitu penetesan sampel serum dan buffer
Multi step pipetasi, baik untuk sampel, control dan pengulangan pipetasi setelah inkubasi. Selain itu ada langkah pengocokan reaksi (mixing sampel+reagen) yang tidak standard antar operator
Multi step pipetasi beresiko instabilitas dan konsistensi hasil, bahkan untuk pengulangan spesimen yang sama (variabilitas hasil)
LEBIH PRAKTIS dan MINIMAL HUMAN ERROR
Format & Cara Pembacaan Hasil
Positip: Muncul garis (warna pink) di daerah tes
Positip: Reaksi Warna sampel sesuai dengan pedoman skala warna Positip, sangat subjektiv terutama di hasil borderline
Identifikasi hasil low positip, lebih mudah menggunakan penanda garis dibandingkan skala warna (terutama untuk operator yang menderita buta warna)
Sediaan Kit
Semua material yang diperlukan untuk operasional sudah tersedia dalam Kit
Pengguna awal harus menyediakan working tray, magnet dan skala warna
Pada pemakaian Tubex TF, Dalam periode tertentu pengguna harus mengganti magnet dan skala warna (karena mengalami penurunan potensi)
Sampel
Pilihan Sampel lebih luas, bisa pakai Whole Blood, Serum, maupun Plasma. Bahkan serum ikterik dan hemolitik masih dapat digunakan. Sehingga sangat fleksibel untuk pasien anak-anak (Pediatrik)
Terbatas di spesimen Serum. Untuk serum Ikterik  atau hemolitik dapat ditreatment, tetapi belum diuji.
Penggunaan Thypidot akan Memudahkan pekerjaan
Penyimpanan
Bisa di suhu kamar dan juga kulkas
Harus di kulkas suhu 2-80C
Lebih  memudahkan penyimpanan





  1. Daftar Pustaka:Frankie C. H. Tam, Danny T. M. Leung, C. H. Ma and Pak-Leong Lim. Modification of the TUBEX typhoid test to detect antibodies directly from haemolytic serum and whole blood. Journal of Medical Microbiology (2008), 57, 1349–1353
  2. Ismail A, Kader SA, Ong KH. Dot enzyme immunosorbent assay for the serodiagnosis of typhoid fever. Southeast Asian J Trop Med Pub Health 1991; 22 : 563-6.
  3. Lu-Fong M, Ludan AC, Martinez MM, Raymundo JG. Dot EIA (Typhidot): an aid to the diagnosis of typhoid fever among Filipino children. Malaysian J Child Health 1999; 8 : 163
  4. Jackson AA, Ismail A, Afifah T, Tuan Ibrahim TA, Abdul Kader Z, Mohd N. Retrospective review of dot enzyme immunosorbent assay test for typhoid fever in an endemic area. Southeast Asian J Trop Med Pub Health 1995; 26 : 625-30
  5. Sylvia Retnosari, Alan R Tumbelaka, Arwin P Akib, Sri Rezeki S Hadinegoro. Clinical and laboratory features of typhoid fever in childhood. Focus on relationship between prior antibiotic administration with blood culture, Widal and Typhidot results. Paediatr Indones 2001;41:149-154
  6. Anggraini R, Handoyo I, Aryati. DOT- EIA typhoid test using Omp Salmonella typhi local phage type antigen to support the diagnosis of typhoid fever. Folia Medica Indonesiana 2004; 40:10-20.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar