Berikut kami sampaikan beberapa Keunggulan & Keistimewaan Typhidot Rapid IgM vs TUBEX TF
TYPHIDOT Rapid IgM dan TUBEX TF sudah tercantum diberbagai artikel ilmiah tentang efektifitas tes dalam Diagnosa Demam Typhoid, salah satunya adalah artikel WHO 2007. Background document: The diagnosis, treatment and prevention of typhoid fever.
CRITICAL ISSUE
|
TYPHIDOT
Rapid IgM
|
TUBEX TF
|
KETERANGAN
|
Antigen
|
Specific 50 kDa Outer Membrance Protein (OMP) Ag (patented) (2-6)
|
LPS 09 Ag (common Ag)
|
Dengan Ag LPS 09 beresiko cross
reaktif (fals pos) pada kasus imunisasi (1)
|
Metode
reaksi
|
Rapid
Menggunakan teknologi reksi Rafia
>>> reaksi ikatan Ag-Ab lebih selektif dan meminimalisir ikatan
kompetitif dengan analit pengganggu.
|
Immunomagnetic Binding Immunoassay
(IMBI)
|
Teknologi ini lebih terkontrol dari teknologi ICT
sebelumnya, dipstick, filtrasi& lateral flow sehingga memungkinkan untuk
penggunaan vol spesimen kecil dan aktifitas titasi end point yang tinggi,
sehingga sensitifitasnya lebih tinggi.
Sedangkan metode IMBI menggunakan reagen
cair yang sangat rawan kontaminasi, kestabilan PH maupun kelembaban.
|
Kepraktisan
prosedur (Langkah pengerjaan dan pipetasi)
|
Hanya 2 langkah pipetasi yaitu
penetesan sampel serum dan buffer
|
Multi step pipetasi, baik untuk
sampel, control dan pengulangan pipetasi setelah inkubasi. Selain itu ada
langkah pengocokan reaksi (mixing sampel+reagen) yang tidak standard antar
operator
|
Multi step pipetasi beresiko
instabilitas dan konsistensi hasil, bahkan untuk pengulangan spesimen yang
sama (variabilitas hasil)
LEBIH PRAKTIS dan MINIMAL HUMAN
ERROR
|
Format
& Cara Pembacaan Hasil
|
Positip: Muncul garis (warna pink)
di daerah tes
|
Positip: Reaksi Warna sampel
sesuai dengan pedoman skala warna Positip, sangat subjektiv terutama di hasil
borderline
|
Identifikasi
hasil low positip, lebih mudah menggunakan penanda garis dibandingkan skala
warna (terutama untuk operator yang menderita buta warna)
|
Sediaan
Kit
|
Semua material yang diperlukan
untuk operasional sudah tersedia dalam Kit
|
Pengguna awal harus menyediakan
working tray, magnet dan skala warna
|
Pada pemakaian Tubex TF, Dalam
periode tertentu pengguna harus mengganti magnet dan skala warna (karena
mengalami penurunan potensi)
|
Sampel
|
Pilihan Sampel lebih luas, bisa
pakai Whole Blood, Serum, maupun Plasma. Bahkan serum ikterik dan hemolitik
masih dapat digunakan. Sehingga sangat fleksibel untuk pasien anak-anak
(Pediatrik)
|
Terbatas di spesimen Serum. Untuk
serum Ikterik atau hemolitik dapat
ditreatment, tetapi belum diuji.
|
Penggunaan Thypidot akan
Memudahkan pekerjaan
|
Penyimpanan
|
Bisa di suhu kamar dan juga kulkas
|
Harus di kulkas suhu 2-80C
|
Lebih memudahkan penyimpanan
|
- Daftar Pustaka:Frankie C. H. Tam, Danny T. M. Leung, C. H. Ma and Pak-Leong Lim. Modification of the TUBEX typhoid test to detect antibodies directly from haemolytic serum and whole blood. Journal of Medical Microbiology (2008), 57, 1349–1353
- Ismail A, Kader SA, Ong KH. Dot enzyme immunosorbent assay for the serodiagnosis of typhoid fever. Southeast Asian J Trop Med Pub Health 1991; 22 : 563-6.
- Lu-Fong M, Ludan AC, Martinez MM, Raymundo JG. Dot EIA (Typhidot): an aid to the diagnosis of typhoid fever among Filipino children. Malaysian J Child Health 1999; 8 : 163
- Jackson AA, Ismail A, Afifah T, Tuan Ibrahim TA, Abdul Kader Z, Mohd N. Retrospective review of dot enzyme immunosorbent assay test for typhoid fever in an endemic area. Southeast Asian J Trop Med Pub Health 1995; 26 : 625-30
- Sylvia Retnosari, Alan R Tumbelaka, Arwin P Akib, Sri Rezeki S Hadinegoro. Clinical and laboratory features of typhoid fever in childhood. Focus on relationship between prior antibiotic administration with blood culture, Widal and Typhidot results. Paediatr Indones 2001;41:149-154
- Anggraini R, Handoyo I, Aryati. DOT- EIA typhoid test using Omp Salmonella typhi local phage type antigen to support the diagnosis of typhoid fever. Folia Medica Indonesiana 2004; 40:10-20.